Capital

Deden Fathurahman · October 19, 2024 — Tags: investasi

Capital atau mungkin diterjemahkan ke bahasa Indonesia, modal, artinya dana/uang yang kita gunakan untuk melakukan investasi, dalam hal ini investasi di aset berupa saham.

Capital adalah hal yang penting, krusial, berapapun itu, karena hal ini yang akan membantu dan memfasilitasi kita dalam perjalanan di investasi saham, karena bagaimanapun, berapapun lot yang kita beli, kita membutuhkan capital tersebut.

Melindungi capital menjadi sangat penting, terutama untuk yang menggunakan saham untuk yang jangka pendek, karena banyak sekali jebakan, rayuan, iri, dan perasaan lainnya dalam dunia saham, karena ada unsur psikologis, terlepas dari tipe investor sahamnya, scalper, day trader, swing trader, atau long-term. Karena bagaimanapun kita pasti berharap mendapatkan imbal hasil dari investasi kita.

Menjaga capital juga berguna untuk melindungi keadaan psikis kita, agar kita bisa lebih tenang berpikir, tidak berlarut-larut memikirkan dana yang kita investasikan rugi, meski itu rugi yang tidak terealisasikan, tetap, itu bisa memenuhi kepala kita, apalagi posisi kita besar di salah satu emiten saham misalkan.

Apa yang bisa kita lakukan agar capital bisa terjaga?

Dalam opini saya, hal ini pekerjaan yang tidak akan selesai, karena kita akan terus berusaha melindunginya dari risiko kerugian yang bisa muncul kapan saja, tapi ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan, misalkan seperti

  • Position sizing.

    Tidak melakukan trading dengan jumlah dana yang kita tidak sanggup jika dana tersebut hilang, atau rugi, jadi tetap hitung jumlah kerugian yang sanggup kita telan, jika merugi, dan juga jika kita untung, kira-kira, apakah kita akan merealisasikannya? atau diam saja?

  • Kondisi psikologis

    Fear when other greedy, and greedy when other fearful, Ini mungkin kalimat yang terkenal dari warren buffet, meski ini sangat susah untuk dilihat kita dan pasar sedang dalam kondisi apa dan apa yang musti kita lakukan?, kita dalam posisi apa dengan memegang saham yang kita punya saat ini? apakah pasar sedang menguji? baik itu ketika sedang untung atau rugi.

    Terkadang kita lupa melakukan pengecekan psikologis kita pada saat-saat bullish atau bearish.

  • Pilah pilih sahamnya

    Banyak sekali situs atau grup-grup yang menawarkan saham pilihan yang katanya bisa untung sekian sekian, meski saya memiliki keraguan terhadap grup-grup seperti ini, logikanya, ngapain ngajak orang lain untuk beli saham yang sama? karena yang merekomendasikan sudah memiliki posisi sebelumnya, dan berharap orang-orang akan beli dan hasilnya saham tersebut naik (ini belum sampai ke teknik-teknik yang dilakukan oleh market maker, baca: bandar).

    Karena grup tersebut akan selalu menuliskan disclaimer ON, atau DYOR (Do Your Own Research), artinya, rekomendator pun sama-sama tidak tahu market akan mengarah kemana, dan jika ternyata saham pilihannya naik, akan ngomong kemana-mana bahwa pilihan dia paling oke, dan akan mengajak orang lain untuk gabung lagi sebagai member baru di channel atau grup “premium”-nya.

    Buat apa punya rekomendasi jitu kalo masih tetep butuh orang lain? kalau saya punya kemampuan nebak saham apa yang naik, saya tidak akan ngajak orang lain.

  • Selalu pasang rem

    Ini bisa jadi tergantung dengan aplikasi broker yang dipakai, kadang ada yang lengkap, kadang cuman memiliki fitur seadanya, tapi penting sekali memiliki rem, terutama jika saham yang kita beli, terjun sampai menyentuh batas toleransi kerugian kita, memasang mekanisme stop loss atau trailing stop bisa melindungi kita dari kerugian yang lebih dalam.

    Terkadang kondisi psikis kita akan mencoba mengetes diri kita sendiri, porto jatuh, pasti ada bisikan seperti “bentar lagi rebound”, atau “ayo bisa kali nih naik 2% lagi”, dan semua itu bisa saja benar terjadi atau sebaliknya, disiplin dengan yang tujuan kita itu penting, itu memang sulit, tapi perlu.

Masing-masing investor tentunya wajib memiliki rencana atau cara untuk bagaimana supaya modalnya tidak tergerus kerugian, atau nyangkut di satu saham, yang mana hal ini malah jadi susah untuk muterin modalnya lagi disaham lain yang mungkin punya potensi lebih

Twitter, Facebook