Kenapa Investasi Saham?

Deden Fathurahman · July 31, 2021 — Tags: investasi

Baru-baru ini, pertanyaan ini sering keluar di kepala, iya, saya memang berinvestasi dalam bentuk instrumen saham, membeli saham melalui akun broker yang saya miliki, tapi setelah dipikir, saya sendiri jarang menanyakan tujuan kenapa membeli saham?, untuk apa? tujuan apa? apa yang mau dicapai dengan berinvestasi di saham?

Kadang kalo dihadapkan dengan pertanyaan untuk sesuatu yang sudah dilakukan, malah jadi bingung hehe.

Saya mulai melihatnya dari sisi produknya sendiri, saham ini memiliki 2 keuntungan secara keuangan, capital gain atau kenaikan harga dari harga beli, dan dividen.

Kedua hal itu memang sama-sama tidak dijamin, bisa jadi harganya naik, yang menjadikan capital gain kita juga naik, dan dividen tidak akan selalu ada atau dibagikan setiap waktunya.

Tetapi saham secara umum memiliki kecenderungan untuk naik.

Kepercayaan inilah yang menjadi dasar saya untuk investasi di instrumen saham, membeli saham dari beberapa perusahaan yang saya pikir akan memberikan imbal hasil yang besar nantinya.

Investor atau trader?

Pertanyaan ini selalu akan muncul jiga berkaitan dengan saham, apakah kita tipe yang beli dan simpan atau kita beli untuk dijual lagi dan berharap bisa mendapatkan untung dari perbedaan harga beli.

Kalo saya pikir-pikir, kita semua ini trader pada dasarnya, yang membedakan adalah jangka waktu, untuk investor kita simpan saham itu dalam waktu yang relatif lama, sedang trader bisa mingguan, harian, atau bahkan jam dan menit.

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya dua-duanya, karena dunia saham ini sangat luas, dan begitu banyak hal yang ingin diketahui, juga melihat perilaku penghuni bursa saham (termasuk saya sendiri), jika sebagai trader, selain mencari untung, saya juga ingin tau diri saya sendiri, bagaimana respon saya terhadap karakusan dan ketakutan di pasar bursa, bagaimana rasa sakit ketika saham trading drop, atau apa yang dilakukan ketika saham trading naik? hal ini bagian dari mencari tau diri sendiri.

Untuk membedakan hal ini, saya menggunakan akun broker lebih dari satu, satu untuk jangka panjang, dan yang lainnya untuk jangka pendek atau trading, yang sangat diperlukan adalah disiplin untuk selalu membedakannya, dan berusaha selalu mengendalikan diri sendiri, dan trading hanya untuk fun aja, menggunakan uang yang saya sendiri “rela” kalo uang tersebut berkurang, dan tidak menjadi keharusan untuk harus selalu cuan dan kemudian malah melupakan tujuan utama investasi saham.

Karena trading atau menjadi trader bisa sangat menyita waktu, apalagi kalo tidak tahu ilmunya, karenanya saya

Tujuan utama invesyasi saham adalah untuk menjadi investor jangka panjang, investor saham memiliki pandangan berbeda dengan trader, selain jangka waktu, juga mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan yang diinvestasikannya, berlaku selayaknya pemilik dari usaha tersebut, ada perhatian yang lebih sebagai investor.

Apakah cukup membeli dan simpan?

Sebagai investor saham, memang disarankan untuk membeli dan simpan saham tersebut untuk jangka waktu yang lama, tetapi, hal ini tidak selalu benar, ada kalanya saham perusahaan tersebut turun dan terus turun, kita ambil contoh saham Gudang Garam

Gudang garam adalah perusahaan besar, memiliki kapitalisasi pasar yang besar, 63 Trilyun, bahkan sebelumnya ketika sahamnya masih lebih dari IDR 80.000, lebih besar lagi.

Dari puncaknya sampai sekarang, harga saham GGRM turun lumayan signifikan, harga sekarang kembali ke harga tahun 2013 lalu, apakah akan kembali lagi naik? tidak ada yang tau, yang ada sekarang adalah fakta-fakta yang mungkin bisa membuat bisnis rokok menurun secara pendapatan, karena pemerintah memiliki program untuk memperkecil industri rokok, karena alasan kesehatan, dan mulai menerapkan biaya cukai tinggi terhadap produk rokok, dan pita cukai ini biasanya dibebankan terhadap konsumen, yang berimbas pada harga rokok naik, untuk yang terbiasa dengan merk rokok tertentu, ini bisa jadi menyusahkan, ataukan bahkan mungkin beralih ke merek rokok lain yang lebih murah, dan secara global rokok sendiri sudah banyak dikurangi, misalkan contohnya Philip Morris akan berhenti menjual rokok di Inggris 10 tahun ke depan.

Dan banyak lagi perusahaan lain yang memiliki tantangan-tantangan sesuai dengan industrinya, perusahaan batubara, minyak dan lainnya, saat ini industri yang dipandang memiliki kontribusi terhadap perubahan iklim.

Pertanyaan serupa, apakah perusahaan tersebut akan bertahan? tidak ada yang tau.

Bisa saja perusahaan tersebut memiliki jenis usaha lain yang mungkin tidak berkorelasi secara langsung dengan kegiatan usaha utamanya, dan bisa terus berproduksi yang akhirnya tetap bisa selamat, investor juga happy.

Iya, beli dan simpan strategi yang bagus, tetapi kita tetap harus awas dan menjaga saham yang kita miliki, karena bagaimanapun itu adalah uang kita, dan jangan sampai kita berinvestasi besar di sini, tapi kemudian perusahaannya tutup karena tidak bisa bersaing atau dijalankan oleh manajemen yang buruk.

Jadi untuk apa investasi?

Penulis ternama Stephen Covey, menulis buku berjudul 7 Habits of Highly Effective People, salah satu kebiasaan tersebut adalah “Start With the End in Mind”.

Saya mencoba menerjemahkan hal tersebut kedalam manifesto investasi, saya ingin pada umur sekian, saya memiliki finansial yang cukup sebesar sekian, yang disebar dalam bentuk instrumen ini, itu (termasuk saham), sehingga dengan harapan bisa hidup nyaman dengan tetap bisa mempertahankan gaya hidup yang sekarang.

Untuk mencapai itu diperlukan apa saja? kendaraan apa saja yang diperlukan?, jenis investasi apa?, dengan uang kapital berapa?, memiliki target imbal hasil berapa? dan lainnya.

Pertanyaan-pertanyaan ini akan (mudah-mudahan) terjawab seiring dengan waktu, dan untuk sampai kesana, selain uang, butuh waktu agar investasi bisa berkembang, keberuntungan (pasti selalu ada faktor lain), ketelitian dan kesabaran yang menjadi bagian dari perjalanan.

Twitter, Facebook