Sebagai trader/investor saham, pasti pernah mengalami nilai sahamnya turun, pasti, dan hal ini bisa menimbulkan banyak reaksi dari trader-trader dalam menyikapi harga saham yang turun.
Untuk yang punya sahamnya, dan memiliki konviksi terhadap saham tersebut, atau mungkin merasa sayang dan memiliki ikatan terhadap saham (apapun itu) itu bisa melakukan average down, atau untuk yang mules melihat harga sahamnya, panik lalu menjualnya, atau juga yang memasang stoploss di angka yang sudah ditentukan, misalkan kena, dan otomatis sahamnya terjual.
Tetapi ada juga sisi lain, trader yang melihat turunnya harga saham ini sebagai peluang untuk mendapatkan untung, terutama untuk yang memiliki keyakinan, dan saham yang turun dan memiliki potensi rebound ini memang sangat menguntungkan, trader bisa mendapatkan saham dalam posisi yang murah relatif terhadap harga pembukaan karena sedang turun.
Untuk bisa memiliki keyakinan ini tidak mudah, dan mungkin tidak akan selalu tepat, bisa jadi ketika dianggap sudah paling bawah nih harganya, ternyata masih lanjut ke bawah, dan ikut-ikutan rugi akhir, kalau beruntung harga bisa terkerek lagi, kalau nggak ya sudah, ikutan rugi, bisa berakhir dengan cutloss atau tetep hold dengan harapan naik diesok hari.
Analisa dan monitoring yang kontinyu memang diperlukan, hal ini memerlukan skill, meski pasarlah yang menentukan kemana arah harga, tapi setidaknya kita memiliki keputusan yang teredukasi yang memiliki alasan dan fakta.
Terkadang potensi gain dari saham yang turun dalam, bisa sangat menguntungkan (Trader Contrarian), meskipun saham tersebut hanya balik ke harga pembukaan, trader sudah untung.