Untuk mengembangkan uang kita, tidak cukup dengan hanya mengandalkan tabungan saja, karena secara historis, imbal hasil dari tabungan tidak akan cukup untuk mendapatkan hasil yang lebih, karena bisa jadi hanya bisa untuk melawan inflasi saja atau bahkan kalah, bahkan masih banyak tabungan dari bank yang memiliki bunga sangat kecil, dan inflasi adalah hal yang selalu ada.
Untuk memanage inflasi, untuk bisa tetap memiliki kemampuan beli, bahkan kalau bisa mengalahkan inflasi, kuncinya adalah dengan melakukan investasi, salah satunya dengan investasi saham.
Tapi saham bukanlah barang yang bisa dibeli dimana saja, ada beberapa persyaratan untuk kita bisa melakukan jual/beli saham.
Membuka akun broker saham
Agar kita bisa berpartisipasi didalam pasar modal, dalam hal ini bursa efek, kita membutuhkan akses, dan akses ke pasar modal diwakili oleh broker atau perusahaan sekuritas.
Membuka akun broker ini menjadi semacam pintu kita sebagai investor saham, dan saya sarankan membuka akun broker yang bisa membuka akun secara online saja, supaya lebih mudah dan efisien, ada banyak broker yang sudah bisa melakukan hal ini, misalkan dari Samuel Sekuritas, Trima, NH Korindo, Ajaib, Stockbit, dan aplikasi broker lainnya (daftar di atas adalah yang saya gunakan btw), dan kita boleh memiliki akun broker lebih dari satu.
Baca: Memiliki akun broker lebih dari satu?
Untuk membuka akun broker biasanya akan ditanyakan hal pribadi dan juga kita memberikan informasi pribadi lain, seperti KTP dan NPWP (opsional), dan tergantung sekuritas, mungkin akan meminta informasi lain.
Sesudah kita membuka akun broker, kita akan memiliki Single Investor ID (SID), KTP-nya investor, disamping itu jika kita membuka akun di broker saham kita akan mendapatkan RDN, rekening dana nasabah, yang mana dana yang akan kita gunakan untuk membeli saham, akan di simpan di RDN ini, dan tak lupa, kita akan memiliki Sub Rekening Efek, artinya kita akan memiliki SRE ID yang relatif terhadap broker saham yang kita miliki akunnya.
Memilih saham
Sesudah membuka akun broker saham, saatnya memilih saham yang akan kita beli, dan beli saham hanya bisa diwaktu-waktu tertentunya ya! yaitu hari kerja dari jam 9 - 11.30, dilanjutkan jam 13.30 - 15.00.
Baca: Memilih saham dengan ‘mencontek’, Reksa dana/ETF dari manajer investasi
Di waktu-waktu di atas kita bisa beli saham yang kita ingin investasikan.
Di sini saya tidak akan membahas bagaimana cara memilih saham, karena, jujur, saya sendiri tidak tahu saham mana yang akan naik, atau turun, dan sepertinya tidak ada yang tahu, tapi yang pasti ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan awal, seperti,
- Investasi di saham yang perusahaannya kita kenal, misalkan beli kebutuhan rumah di Alfamart atau Indomaret, ada AMRT dan juga DNET.
- Beli saham yang memiliki kinerja perusahaan yang baik
Dari 2 hal ini sudah bisa banyak menyaring saham-saham apa yang bisa dibeli, meski masih banyak lagi pertimbangan-pertimbang lain, terutama yang mengandalkan fundamental atau analisa teknikal, seperti PE Ratio, Debt to Equiry Ratio (DERR), dan rasio-rasio lain, mungkin kita akan bahas di bahasan nanti yang lebih detil.
Fee (biaya admin)
Tidak ada yang gratis, untuk membeli saham, kita akan dibebankan beberapa hal, seperti fee broker, fee jasa bursa, pajak, untuk jual dan beli memiliki jumlah yang berbeda, jadi perhitungkan juga fee ini jika kita hendak beli atau jual saham yang kita punya.
Untuk fee yang sifatnya administratif dari KSEI, sifatnya sama dengan broker-broker lain, yang membedakan adalah fee dari setiap broker, bisa berbeda antar broker, ada yang mahal dan ada yang hitungannya murah.
Membangun portofolio
Ini bahasa yang sangat luas, di sini dicoba dibahas sedikit, membangun protofolio saham, dengan emiten-emiten yang dipilih, misalkan seperti di atas, emiten saham yang dipilih oleh kita, misalkan dengan sektor yang berbeda-beda untuk alasan diversifikasi.
Strategi yang dipilih ketika membangun portofolio ini bisa macam-macam, mungkin ada yang lebih nyaman. dengan mengumpulkan saham-saham bluechip, atau saham-saham yang berkembang, atau mungkin saham gorengan yang naik turunnya fluktiatif dan mau ambil selisihnya saja, day trader.
Buy and hold?
Beli dan kemudian lupakan, dalam opini pribadi saya tidak melulu bisa menjadi strategi yang baik, terutama di indonesia, jadi, iya beli yang sekiranya bisa untuk jangka waktu lama, tapi sembari itu, tetap lakukan pengawasan terhadap portofolio yang kita punya, studi kasus saham Uniliver, yang termasuk bluechip, tapi kinerja sahamnya sepanjang tahun ini tidak begitu bagus, tapi apakah psikologis kita sanggup menahan turun kinerjanya?